Lagi, Film yang Menghina Rasulullah SAW
“Nabi Muhammad” diperankan oleh seorang aktor yang mengenakan tutup kepala dan topeng kertas mirip orang Beduin"
Satu lagi, sensasi dari negeri Belanda. Setelah Geert Wilders sempat populer (dan heboh) gara-gara membuat film yang menghina Rasulullah SAW lewat media internet, berjudul Fitna, kini tampil Ehsan Jami merilis film Wawancara dengan Muhammad. Ehsan Jami adalah anggota Partij van de Arbeit (Partai Buruh) merangkap Dewan Kota Leidschendam, juga dari Belanda. Adapun film Fitna sudah dibreidel, sementara Geert Wilder tengah menghadapi meja pengadilan.
Film Wawancara dengan Muhammad yang berdurasi 15 menit itu memuat dialog antara Jami dan “Nabi Muhammad” yang diperankan oleh seorang aktor yang mengenakan tutup kepala dan topeng kertas mirip orang Beduin. Film “dialog imajiner” itu sengaja diluncurkan menyambut peringatan Pernyataan Universal Hak Azasi Manusia pada 10 Desember 2008 lalu.
Dalam film tersebut “Nabi Muhammad” yang diperlihatkan sebagai sosok yang modern dan berpikiran bebas, mendiskusikan kehidupannya dikaitkan dengan konteks dunia modern saat ini. Meski menurut Jami, tujuan film itu untuk membuka diskusi di kalangan Islam dan sebagai seruan reformasi Islam, Wawancara dengan Muhammad tak ayal telah melukai kaum muslimin di seluruh dunia. Mengapa? Karena Ehsan Jami ternyata seorang murtad yang tentu saja tidak tepat melakukan seruan, terlebih menginspirasi pemikiran kaum muslimin.
Sebelumnya, Ehsan Jami yang lahir di Iran 23 tahun lalu, penah bikin heboh dunia Islam karena mendirikan Komite Mantan Muslim. Menurutnya, Islam harus direformasi menjadi lebih liberal, antara lain dengan menafsirkan perbuatan Rasulullah SAW dengan cara yang berbeda.
Gara-gara film yang bisa dinilai melecehkan tokoh terbesar sepanjang sejarah itu, Kedutaan Besar Belanda di Kabul, wanti-wanti memperingatkan warga Belanda di Afghanistan agar mereka berhati-hati. Sebab, tak tertutup kemungkinan film tersebut bisa memicu reaksi keras dari kaum muslimin, terutama terhadap warga Belanda.
Meski dengan setting yang boleh dibilang “agak humanis”, dibanding beberapa film pengritik Islam lainnya, seperti Submission, Fitna, atau film karikatur mengenai Rasulullah SAW yang direncanakan oleh Jami sebelumnya, film Wawancara dengan Muhammad tetap saja dapat dikatagorikan sebagai upaya pelecehan dan penistaan agama. SEL. Sumber: suara-islam
www.kikil.org
“Nabi Muhammad” diperankan oleh seorang aktor yang mengenakan tutup kepala dan topeng kertas mirip orang Beduin"
Satu lagi, sensasi dari negeri Belanda. Setelah Geert Wilders sempat populer (dan heboh) gara-gara membuat film yang menghina Rasulullah SAW lewat media internet, berjudul Fitna, kini tampil Ehsan Jami merilis film Wawancara dengan Muhammad. Ehsan Jami adalah anggota Partij van de Arbeit (Partai Buruh) merangkap Dewan Kota Leidschendam, juga dari Belanda. Adapun film Fitna sudah dibreidel, sementara Geert Wilder tengah menghadapi meja pengadilan.
Film Wawancara dengan Muhammad yang berdurasi 15 menit itu memuat dialog antara Jami dan “Nabi Muhammad” yang diperankan oleh seorang aktor yang mengenakan tutup kepala dan topeng kertas mirip orang Beduin. Film “dialog imajiner” itu sengaja diluncurkan menyambut peringatan Pernyataan Universal Hak Azasi Manusia pada 10 Desember 2008 lalu.
Dalam film tersebut “Nabi Muhammad” yang diperlihatkan sebagai sosok yang modern dan berpikiran bebas, mendiskusikan kehidupannya dikaitkan dengan konteks dunia modern saat ini. Meski menurut Jami, tujuan film itu untuk membuka diskusi di kalangan Islam dan sebagai seruan reformasi Islam, Wawancara dengan Muhammad tak ayal telah melukai kaum muslimin di seluruh dunia. Mengapa? Karena Ehsan Jami ternyata seorang murtad yang tentu saja tidak tepat melakukan seruan, terlebih menginspirasi pemikiran kaum muslimin.
Sebelumnya, Ehsan Jami yang lahir di Iran 23 tahun lalu, penah bikin heboh dunia Islam karena mendirikan Komite Mantan Muslim. Menurutnya, Islam harus direformasi menjadi lebih liberal, antara lain dengan menafsirkan perbuatan Rasulullah SAW dengan cara yang berbeda.
Gara-gara film yang bisa dinilai melecehkan tokoh terbesar sepanjang sejarah itu, Kedutaan Besar Belanda di Kabul, wanti-wanti memperingatkan warga Belanda di Afghanistan agar mereka berhati-hati. Sebab, tak tertutup kemungkinan film tersebut bisa memicu reaksi keras dari kaum muslimin, terutama terhadap warga Belanda.
Meski dengan setting yang boleh dibilang “agak humanis”, dibanding beberapa film pengritik Islam lainnya, seperti Submission, Fitna, atau film karikatur mengenai Rasulullah SAW yang direncanakan oleh Jami sebelumnya, film Wawancara dengan Muhammad tetap saja dapat dikatagorikan sebagai upaya pelecehan dan penistaan agama. SEL. Sumber: suara-islam
www.kikil.org
No comments:
Post a Comment
Komen apa yang patut