Thursday, July 16, 2009

**8 Pengertian Cinta Menurut Qur'an

"Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan

menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi,

orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa `abduhu).

Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :

(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,

(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan

(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri

sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara

dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah

SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah

yang lain.

Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:

1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang

yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan

selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir

tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah Adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap

berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih

memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang

penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia

sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.

Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah,

terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al

Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang

memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang

ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi

oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.

Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk

selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.

Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling

setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail Adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga

menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan.

Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana

ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung

mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan

memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa

seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan.

Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya

Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

5. Cinta ra'fah, Yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma

kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk

salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan

agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam

hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, Yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa

sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi

Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon

dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga

dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun

min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang

menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa

rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian

diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an

nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya

memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.

Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al

Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al

qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang

pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. Yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada

hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu,

membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an

ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan

kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)"


No comments:

Post a Comment

Komen apa yang patut